Hei
blog, apa kabar denganmu?
Apa
kau baik saja?
Maaf jika akhir ini aku sedikit
melupakanmu. Hingga kau telah mulai usang, mulai banyak karat *haha, emang blog
terbuat dari besi?*
Kini aku ingin bercerita tentang
perjalananku menjejaki tempat kelahiran sang proklamator, tempat dimana
presiden pertamaku dilahirkan yang kemudian berlanjut ke tempat berdirinya
salah satu gunung yang masih aktif di jawa timur.
Dimulai dari sabtu pagi saat
matahari mulai menyapa dunia dengan rasa malasnya. Tepatnya tanggal 14 Maret
2015 aku bersama ketiga temanku dengan ketidaksiapan yang dipaksa untuk siap
berangkat dari asrama menuju depan kampus UIN Maliki Malang. Kita berempat
dengan personil Arina, Asmaul, Lintang dan Riski dengan langkah tergopoh-gopoh
berangkat kedepan kampus. Alasan kenapa bisa tergopoh-gopoh, karena
ketidaksiapan kita yang seharusnya telah jauh-jauh hari mempersiapkan apa saja
yang dibawa saat menyusuri kota Blitar dan Kediri esok hari. Bahkan tiket
kereta, barang yang sangat urgent harus lupa tak terbawa hingga akhirnya
aku harus rela kembali guna mengambil tiket tersebut. Masalah yang pertama