Kamis, 16 April 2015

FILM : Fast and Farious 7



Kamis malam bertepatan tanggal 9 April 2015 lalu, hari dimana aku bersama teman-temanku menziarahi makam Paul Walker dan merubah studio bioskop menjadi tempat terakhir sang aktor (lebay :D). Jadi begini ceritanya, berawal dari sejak tanggal 3 April film Fast and Farious itu premier di bioskop-bioskop, dan waktu yang tidak menepati karena saat itu aku sedang di rumah, dan yang lebih parahnya lagi kota kelahiranku tidak menyediakan gedung bioskop yang layak atau bisa dikatakan telah ditutup so aku harus rela menunggu buat nonton salah satu film box office itu. Then hari Rabu aku segera kembali ke Malang, dan saat aku mulai mengajak teman-temanku yang cinema holic ternyata aku tertinggal. Lalu aku cari lagi hingga akhirnya aku menemukan Fitri teman sekelasku yang juga hobi nonton yang ternyata baru akan nonton di hari Kamis esok. Tak banyak fikir, aku segera mengajukan diri untuk ikut nonton bareng dan memesan satu tiket. 

Setelah tiket terbeli, kami mendapatkan jam malam pukul 18.30 di salah satu mall di Malang. Saat itu pukul 18.00 aku datang di gerbang belakang UIN Malang karena disitu tempat kita berangkat bareng tapi tidak untuk Fitri dia berangkat dari tempat dia mengajar private. So disana aku, Fia, Afis, Hudi, Sulthon, dan ceweknya yang entah siapa namanya. Setelah semua lengkap segera kita meluncur ke TKP melihat waktu yang semakin cepat menuju angka 18.30. Finally, kita tiba di dalam saat lampu bioskop sudah mati dan itu hal yang aku benci karena kita harus meraba-raba nomer tempat duduk, huhhhh.    
 
Saat film mulai diputar, aku tak sabar melihat aksi Vin Diesel bersama kawan-kawan. Dibuka dengan tampang Deckard Shaw yang dulu dia sempat muncul di seri F&F sebelum-sebelumnya. Lalu adegan pukul-memukul hingga runtuhnya gedung rumah sakit. Ternyata menonton film action di bioskop jauh lebih bising dan menegangkan dibangdingkan film genre horror, atau drama yang sebelumnya pernah saya tonton, seru deh pokoknya gak ada rugi-ruginya, gak nyesel, gak ada komen negative, dan bikin ketagihan lagi (just for Fast and Farious 7). Lanjut, lalu muncullah Dominic Toretto sebagai Presiden Republik Dominicia beserta Ibu Presiden Lety sedang bercakap di dalam mobil menuju arena balap. Usai pertandingan ternyata Lety teringat masa lalunya saat kecelakaan maut (lihat seri sebelumnya). Hingga ia berpesan pada Dom untuk tidak bersamanya, karena ia ingin mencari jati dirinya. 

Selanjutnya muncullah Hobs (agen FBI yang selalu muncul disetiap seri) diruang kerjanya dengan pekerjaannya. Berawal dari itulah pertarungan dimulai. Peretasan yang dilakukan Shaw dan percobaan pembunuhan pada Hobs yang ternyata gagal (ya, iyalah Hobs kan pernah main di film Die Hard masa mati, gak keren dong film yang dulu). Di bagian selanjutnya terlihat Brian sedang bersiap-siap pergi bersama Mia dan Jack (anaknya), dan tanpa terduga setelah Dom mendapatkan paket dari Tokyo serta panggilan dari pelaku. Tiba-tiba rumah yang penuh kenangan dan yang bertahun-tahun menjadi surga bagi keluarga yang teramat setia (sedih, jengkel, pengen marah pada Shaw saat ingat kejadian itu tapi bisa apa).

Dom mendapat panggilan dari Hobs untuk menemuinya di rumah sakit untuk menyelesaikan semua dalang dibalik kerusuhan itu. Ternyata dia adalah kakak dari Owen Shaw yang ingin menuntut balas pada oaring-orang yang menjadikan adiknya koma. Hobs, bersama tim Dom lah yang menjadikannya terkapar seperti itu dan kali ini Deckard telah membunuh Han, hampir membunuh keluarga Dom, dan menghabisi Hobs. 

Aksi mulai dilancarkan, Dom pergi ke Tokyo menemui Sean bertanya tentang kematian Han hingga dapatkan photo Gissele dan kalung Salib yang dulu diberi Dom. Setelah pemakaman acara Han kejar-kejaran antara Dom dengan Shaw dimulai dan diakhiri dengan pertemuannya dengan Mr. Nobody yang berada di pihak Dom. Mr. Nobody lah yang nantinya akan menunjukkan Dom dengan Shaw meski dengan banyak rintangan dan tantangan yang didalamnya menghadirkan adegan keren dan lucu serta haru biru oleh para tim Dom. Seperti saat mendapatkan Ramsey sang pengendali Mata Tuhan, alat yang bisa melihat seluruh aktifitas manusia di penjuru dunia selama dia terkoneksi dengan signal. Bertemu dengan pangeran miliyuner dari Yordania yang menyimpan mobil super dilantai teratas menara. Lalu terbang dengan mobil super dari satu kegedung lain hingga melewati tiga menara. Sampai akhirnya Mata Tuhan sampai di tangan Dom dan digunakan untuk mencari Shaw. Setelah menemukan markas Shaw segeralah Dom, Brian, dan Mr. Nobody menemuinya, tapi apes bagi mereka. Mr. Nobody tertembak dan Mata Tuhan tertinggal di tempat Shaw. Lalu dilanjutkan pengoplosan Ramsey dengan kejar-kejaran antara mobil dengan helikopter (mustahil banget sih). Sampai akhirnya Mata Tuhan berhasil kembali pada sang empunya, ya, meski Dom harus rela mempertaruhkan nyawa dan Hobs harus melepas gips ditangannya tapi akhirnya sampailah Shaw kepada penjara bawah tanah dengan kekuatan 12 meter baja. Hmmmm, lega rasanya. 

Bagian yang paling akhir yang bikin hampir meneteskan air mata, saat Dom dengan Brian harus berjalan di jalan yang beda, yang sebelumnya selalu bersama. Menjadi keluarga ada disaat sedih dan bahagia, mengukir kenangan manis bersama. Kata terakhir Dom untuk Brian “Kau selalu bersamaku dan jadi saudaraku.”  

Tidak ada komentar: