Kamis malam bertepatan tanggal 9
April 2015 lalu, hari dimana aku bersama teman-temanku menziarahi makam Paul
Walker dan merubah studio bioskop menjadi tempat terakhir sang aktor (lebay :D).
Jadi begini ceritanya, berawal dari sejak tanggal 3 April film Fast and Farious
itu premier di bioskop-bioskop, dan waktu yang tidak menepati karena saat itu
aku sedang di rumah, dan yang lebih parahnya lagi kota kelahiranku tidak
menyediakan gedung bioskop yang layak atau bisa dikatakan telah ditutup so
aku harus rela menunggu buat nonton salah satu film box office itu. Then
hari Rabu aku segera kembali ke Malang, dan saat aku mulai mengajak
teman-temanku yang cinema holic ternyata aku tertinggal. Lalu aku cari
lagi hingga akhirnya aku menemukan Fitri teman sekelasku yang juga hobi nonton
yang ternyata baru akan nonton di hari Kamis esok. Tak banyak fikir, aku segera
mengajukan diri untuk ikut nonton bareng dan memesan satu tiket.
Setelah tiket terbeli, kami
mendapatkan jam malam pukul 18.30 di salah satu mall di Malang. Saat itu pukul
18.00 aku datang di gerbang belakang UIN Malang karena disitu tempat kita
berangkat bareng tapi tidak untuk Fitri dia berangkat dari tempat dia mengajar
private. So disana aku, Fia, Afis, Hudi, Sulthon, dan ceweknya yang entah siapa
namanya. Setelah semua lengkap segera kita meluncur ke TKP melihat waktu yang
semakin cepat menuju angka 18.30. Finally, kita tiba di dalam saat lampu
bioskop sudah mati dan itu hal yang aku benci karena kita harus meraba-raba
nomer tempat duduk, huhhhh.
Saat film mulai diputar, aku tak
sabar melihat aksi Vin Diesel bersama kawan-kawan. Dibuka dengan tampang
Deckard Shaw yang dulu dia sempat muncul di seri F&F sebelum-sebelumnya.
Lalu adegan pukul-memukul hingga runtuhnya gedung rumah sakit. Ternyata
menonton film action di bioskop jauh lebih bising dan menegangkan dibangdingkan
film genre horror, atau drama yang sebelumnya pernah saya tonton, seru deh
pokoknya gak ada rugi-ruginya, gak nyesel, gak ada komen negative, dan bikin ketagihan
lagi (just for Fast and Farious 7). Lanjut, lalu muncullah Dominic Toretto
sebagai Presiden Republik Dominicia beserta Ibu Presiden Lety sedang bercakap
di dalam mobil menuju arena balap. Usai pertandingan ternyata Lety teringat
masa lalunya saat kecelakaan maut (lihat seri sebelumnya). Hingga ia berpesan
pada Dom untuk tidak bersamanya, karena ia ingin mencari jati dirinya.
Selanjutnya muncullah Hobs (agen FBI
yang selalu muncul disetiap seri) diruang kerjanya dengan pekerjaannya. Berawal
dari itulah pertarungan dimulai. Peretasan yang dilakukan Shaw dan percobaan
pembunuhan pada Hobs yang ternyata gagal (ya, iyalah Hobs kan pernah main di
film Die Hard masa mati, gak keren dong film yang dulu). Di bagian selanjutnya
terlihat Brian sedang bersiap-siap pergi bersama Mia dan Jack (anaknya), dan
tanpa terduga setelah Dom mendapatkan paket dari Tokyo serta panggilan dari
pelaku. Tiba-tiba rumah yang penuh kenangan dan yang bertahun-tahun menjadi
surga bagi keluarga yang teramat setia (sedih, jengkel, pengen marah pada Shaw saat
ingat kejadian itu tapi bisa apa).
Dom mendapat panggilan dari Hobs
untuk menemuinya di rumah sakit untuk menyelesaikan semua dalang dibalik
kerusuhan itu. Ternyata dia adalah kakak dari Owen Shaw yang ingin menuntut
balas pada oaring-orang yang menjadikan adiknya koma. Hobs, bersama tim Dom lah
yang menjadikannya terkapar seperti itu dan kali ini Deckard telah membunuh
Han, hampir membunuh keluarga Dom, dan menghabisi Hobs.
Aksi mulai dilancarkan, Dom pergi ke
Tokyo menemui Sean bertanya tentang kematian Han hingga dapatkan photo Gissele
dan kalung Salib yang dulu diberi Dom. Setelah pemakaman acara Han
kejar-kejaran antara Dom dengan Shaw dimulai dan diakhiri dengan pertemuannya
dengan Mr. Nobody yang berada di pihak Dom. Mr. Nobody lah yang nantinya akan
menunjukkan Dom dengan Shaw meski dengan banyak rintangan dan tantangan yang
didalamnya menghadirkan adegan keren dan lucu serta haru biru oleh para tim
Dom. Seperti saat mendapatkan Ramsey sang pengendali Mata Tuhan, alat yang bisa
melihat seluruh aktifitas manusia di penjuru dunia selama dia terkoneksi dengan
signal. Bertemu dengan pangeran miliyuner dari Yordania yang menyimpan mobil
super dilantai teratas menara. Lalu terbang dengan mobil super dari satu
kegedung lain hingga melewati tiga menara. Sampai akhirnya Mata Tuhan sampai di
tangan Dom dan digunakan untuk mencari Shaw. Setelah menemukan markas Shaw
segeralah Dom, Brian, dan Mr. Nobody menemuinya, tapi apes bagi mereka. Mr.
Nobody tertembak dan Mata Tuhan tertinggal di tempat Shaw. Lalu dilanjutkan
pengoplosan Ramsey dengan kejar-kejaran antara mobil dengan helikopter
(mustahil banget sih). Sampai akhirnya Mata Tuhan berhasil kembali pada sang
empunya, ya, meski Dom harus rela mempertaruhkan nyawa dan Hobs harus melepas gips
ditangannya tapi akhirnya sampailah Shaw kepada penjara bawah tanah dengan kekuatan
12 meter baja. Hmmmm, lega rasanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar