Rabu, 31 Agustus 2016

Malam




Hai malam.
Apa kabarmu?
Apa kau masih sama dengan malam yang lalu???
Aku harap kau sudah berubah.
Malam. Bolehkan aku bercerita sepenggal kisah tentang seseorang?
Dia seorang yang baru aku kenal. Dia seorang yang baru aku jumpa. Dia seorang yang baru aku tahu. Dia seorang yang baru mengeja namaku. Dia seorang yang tanpa alasan aku ingin berlama-lama dengannya.
Entah, rasa apa ini, Malam.
Yang aku tahu aku hanya bahagia memikirkannya. Yangvaku tahu aku tak jemu terkotori dengan bayangnya. Yang aku tahu aku ingin selalu dan selalu mendoakannya dalam kerinduanku.
Malam. Tegur aku jika aku salah. Hentikan aku jika aku bodoh. Lenyapkan aku jika semua ini sia-sia.
Malam. Jika aku boleh meminta satu permintaan padamu. Aku ingin mengirimkan selembar surat yang kutitipkan padamu jika hari ini aku merindukannya. Jika sejak saat aku mulai bisa mengeja namanya aku sudah mengatakan aku teramar merindukannya. Meski kau pasti tahu malam, bagaimana liku-liku kisah ini. Bukan menyedihkan atau teramat drama. Tapi bagaimana aku mengungkapkannya. Bahkan aku tak tahu bagaimana caraku merangkai kata. Aku rasa merangkai sekumtum mawar merah jauh lebih mudah dari merangkai sebuah ketulusan kata. Mungkin hal itu yang membuat para pengagum cinta lebih memilih memberi rangkaian mawar merah dari pada memberi lusinan kata-kata dalam goresan tinta.
Malam, kau tahu jika aku rela hanya kumpulan garis yang kutilis dalam lembaram kertas menjadi prasasti banyaknya kerinduan yang aku miliki. Aku rela jika garis-garis itu akan menjadi abu dikemudian hari. Aku rela jika semua doa yang kukirimkan tak sampai. Aku rela jika harus menyia-nyiakan permintaanku pada tuhan hanya untuk sebuah kerinduan tanpa balasan. Aku rela melakukan semua itu. Entah karena apa. Entah siapa yang mendorong tuk lakukan semua itu. Aku hanya berharap pada takdir tuhan. Aku hanya berharap pada banyaknya garis yang telah kuukir. Aku hanya berharap pada sembah sujudku. Aku hanya berharap pada sang maha cinta yang mengajarkan rasa cinta pada setiap hambanya.

Tidak ada komentar: