BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sebenarnya dikalangan bangsa arab
jahiliyah banyak penyair kenamaan,mempunyai reputasi dan pengaruh yang sangat
tinggi. Namun dari sekian banyak penyair yang hidup pada masa ini, ada 7 sampai
10 penyair saja yang paling terkenal akan keindahan syairnya, sebab karya
mereka masih utuh dan terjaga sampai sekarang.
Seluruh hasil karya sepuluh penyair
ini merupakan karya terbaik dari karya-karya yang pernah dibuat oleh bangsa
arab. Semua hasil karya mereka disebut dengan (muallaqat), dan muallaqat
sendiri berarti kalung perhiasan karena keindahan karyanya menyerupai kalung
perhiasan yang dikenakan oleh eorang wanita. Dan arti secara umumnya muallaqat
mempunyai arti yang tergantung. Sebab karya sastra yang indah pada masa itu,
pasti di gantung diatas ka’bah sebagai penghormatan bagi penyair atas
karya-karyanya.
Seluruh hasil karya yan di gantung
di diding ka’bah selain dikenal dengan sebutan muallaqat juga di sebut
muzahabah yaitu syair yang ditulis dengan tinta emas di dinding ka’bah.
2. Rumusan Masalah
Rumusan
masalah pada makalah ini adalah menelusuri tokoh-tokoh karya sastra pada zaman
jahiliyah,kehidupan penyair pada masa jahiliyah dan karya sastra yang mereka
hasilkan.
3. Tujuan
Tujuan masah ini adalah mengenal
terhadap nilai karya syair yang dihasilkan penyair bangsa arab jahily, serta
mempelajari kehidupan penyair pada masa jahiliyah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Tokoh-Tokoh Karya Sastra Jahiliyah
a.
Imru’ul
Qais
Penyair ini berasal dari suku kindah yaitu suku yang pernah
berkuasa penuh di Yaman. Karena itu beliau lebih di kenal sebagai penyair Yaman
namanya Jandah bin Hujr al-Kindy.
Nasab penyair ini sangat mulia karena dia mrupakan anak dari raja
Yaman yang bernama Hujur Al-Kindy, raja dari kabilah bani Asad. Dari segi nasab
ibunya penyair ini anak Fatiamh ibnti Rabia’ah saudara Kulaib dan Muhalhil
Taghlibiyah putra dari Rabi’ah, dua pewira arab yang amat terkenal dalam
peperangan Al-Basusu (Zayat, 1996:37), segi nasab ini sangat berpengaruh
sekali terhadap kepribadian penyair ini.
Sejak kecil penyair ini dibesarkan di Nejed di kalangan bangsawan
yang gemar berfoya-foya. Kebiasaan penyair ini adalah bermain cinta, mabuk dan
melupakan kewajibannya sebagai anak raja yang harus mawas diri dan berlatih
memimpin masyarakatnya. Karena itulah penyair ini sering dmarahi ayahnya dan
bahkan akhirnya ia di usir dari istana, disebabkan oleh buruk perangainya.
Selama pembuangannya, penyair inisering pergi mengembara ke segala
penjuru Jazirah Arabiah untuk menghabiskan waktunya bersama orang Badui.
b.
Zuhair
Ibn Abi Sulma
Zuhair Ibn Abi Sulma
adalah seorang dari tiga penyair jahiliyah setelah Imru’ul Qais dan Nabighah
Zibyani. Nama lengkapnya adalah Zuhair Ibn Abi Sulma Rabi’ah Ibn Riyah
al-Muzany. Bapaknya dari kabilah Muzainah. (Dhaif, 2011: 300).
Penyair ini amat
sangat terkenal kareana kesopanan kata-kata puisinya.selain bakat puisi yag
dimilikinya sejak muda, ia disenangi oleh oleh segenap kaumnya kerena
kepribadian dan budi pekertinya yang tinggi, sehingga pendapat yang ia
kemukakan diterima dengan baik oleh kaumnya. Pemikirannya banayak mengandung
hikmah dan pikirannya yang matang. Sehingga orang yang menjadikan puisinya
sebagai contoh hikmat dan pikiran bijaksana.
Keistimewaan
penyair ini adalah sering mendekati pembesar Negara. Dalam hal ini orang yang
paling disenangi adalah Haram Ibn Sinan, karena orang ini sering memberikan
hadiah padanya atas puisi yang di buat untuk menyanjung kebesaran dan keagungan
Haram Ibn Siram.
Kebanyakn ahli
sastra arab berpendapat bahwa Zuhair Ibn Abi Sulma termasuk tinggi sekali dan
hamper serupa dengan puisi Imru’ul Qais dan Nabighah Zibyani. Hanya saja Zuhair
mempunyai kelebihan dari mereka berdua dalam beberapa segi berikut :
1.
Puisinya
singkat, bahasanya mudah dan isisnya padat.
2.
Selalu
memuji dengan keadaan sebenarnya.
3.
Kata-katanya
selalu sopan, tidak cabul seperti puisi jahiliyah yang lainnya.
4.
Hamper
kebanyakan isi puisinya slalu mengandung kata hkmat dan pemikiran yang dalam,.
c.
Nabighah
Zibyani
Nama asli penyair
ini Abu Umamah Ziyad Ibn Muawiyah. Namun dia dia lebih dikenal dengan panggilan
nabighah sebab sejak muda pandai berpuisi. Penyair ini sangat dicintai oleh
kabilahnya. Ia selalu mendekatkan dirinya dengan raja-raja dan orang-orang
besar. Dan menjadikan puisinya sebagai alat yang paling ampuh untuk mendapatkan
kedudukan dan kekkayaan. Oleh karean itulah penyair ini sering dihasut oleh
lawannya.
Sebagian besar
ahli sastra arab menundukkan puisi karya Nabighah pada deretan ketiga sesudah
Imru’ul Qais dan Zuhair IbnAbi Sulma. Hanya saja penilaian ini sangat relative
sekali, karena setiap orang mempunyai pendiriran masing-masing. Namun walaupun
demikian karya puisinya sangat tinggi nilainya, karena pribadi penyair ini
sangat berbakat dalam berpuisi.
Oleh sebab itu
penyair ini tidak heran jika diangkat sebagai deawan juri dalam loba pembacaan
piusi setiap tahun dai pasar Ukaz.
Keistimewaan
penyair ini bila dibaningkan dengan kedua penyair sebelumnya, maka puisi
Nabighah lebih indah dan kata-katanya lebih mantab, bahasanya sederhana
sehingga dapat dimengrti oleh semua orang. Para penyairpun tidak jarang meniru
cara Nabighah maupun kata-katanya.
d.
A’sya
Ibn Qais
Nama asli penyair
ini adalah Abu Bashir Maimun Ibn Qais Ibn Jundu Al-Qaisy. Lahir dan besar
didaerah Yamamah disebuah desa yang bernama Manfuhah. Belajar puisi dari
pamannya al-Musayyab ibn Alas. Oleh para ahli sastra ia dianggap sebagai orang
keempat setelah tiga penyair yang telah disebutkan. Tidak ada petunjuk tentang
masa kecil dan perkembangan penyair ini, kecuali bahwa dia dilahirkan di
Manfuhah wilayah Yamamah dab bapaknya dijuluki qatilul ju’i. (mati kelaparan). Karena bapaknya pernah
berteduh disebuah gua karena kepanasan , kemudian jatuh batu besar dari atas
gunung dan menutupi pintu gua, sehingga bapaknya mati karena kelaparan.
Penyair ini
ditakuti orang karena ketajaman lidahnya. Sebaliknya dia juga disenangi orang
bila dia telah memuji seseorang maka orang itu menjadi terkena seketika.
Diriwayatkan pada
akhir tahun keenam hijriah (628 M), A’sya berangkat ke Madinah dengan membawa
puisi pujian kepada Nabi. Para pemuka Quraisy sangat ketakutan bila pujian ini
sampai kepada Nabi akan membangkitkan Syiar dakwah Islam. Sebelum sampai ke
Madinah para pemuka Quraisy mengumpulkan hadiah besar dan meyerahkannya ke
A’sya dengan syarat dia haru kembali ke Yamamah. A’sya kemudian mengurungkan
niatnya menemui nabi,kemudian kembali pulang, dalam perjalanan pulang A’sya
meninggal.
e.
Labid
Ibn Rabiah
Namanya Abu Aqil
Labid IBbn Rabiah Amiri, dilahirkan dari keluarga yang mulia dan dermawan.
Penyair ini adalah penyair jahiliyah yang panjang usianya. Dia berumur 145
tahun. Dia kemudian memeluk agama islam pada tahun 626 Masehi, kemudian pidah
ke kota Kufah dan tinggal disana mengisi akhir hidupnya sampai meninggal tahun
661 Masehi.
Jadi semapt
mendapatkan masa Islam. Namun walaupun demikian penyair ini tetap digolongkan
sebagai penyair jahiliyah karena sesudah masuk Islam penyair ini tidak lagi
mengucapkan puisi lagi kecuali hanya satu bait saja.
Bakat penyair ini
telah dapat dilihat mulai sejak masa kecilnya. Dalam suatu riwayat di katakana
bahwa penyair ini masih kecilnya, dia bertemu dengan Nabighahh di majelisya
ketika Raja Nu’man Ibn Munzir. Di majelis itu Nabighah sanagat
memperhatikannya. Ketika ditana nama dan sukunya kemudian Nabighah berkata
padanya : “hai anak kecil nampaknya kamu berbakat dam puisi, apakah kamu dapat
mengucapkan puisi?” Dengan spontan Labid berpuisi dengan baik sehingga Nabighah
takjub dan berkata , pergilah hai anak, sesungguhnya kamu akan menjadi penyair
suku Qias yang paling terkenal.
Ketenaran penyair
ini tidak menghalanginya utnuk beriman kep-ada Nabi Muhammad saw., diaman
setelah beriaman maka dia tidak lagi menyibukkan dirinya dalam berpuisi kecuali
beberapa bait saja, karena dia selalu sibuk mempelajari al-Qur’an dabn berjihad
bersama Rsulullah saw. Sejak jahiliyah penyair ini telah terpengaruh kepada
ajaran immortality atau percaya dengan hari pembalasan dari ajaran agama
Nasrani dan Yahudi yang masuk di Jazirah arabiah.
f.
Amr
Ibn Kaltsum
Ia
addalah Abu Aswad Amr Ibn Kaltsum bn Malik at Taghlibi, lahir dan besar di
jazirah Euphrat, dari keluarga terkemuka dan taghlib. Tumbuh dikalangan
pembesar taghlib sehingga ketika menginjak usia 15 tahun, diangkat
menjadipemuka taghlib dan juga tokohnya. Menjadi pemimpin perang suku taghlib
dan salah seorang algojo arab yan terkemuka dalam peang basus melawan suku
Bakar, dan penyair yang masyhur dengan qasidah fakhrnya.
Ibunya adalah
Laila ibnti Muhalhil saudara Kulaib, Amru lahir ditengah kabilah Taghlib di
jazirah faratnya seorang pemberani,berkemauan,seorang khatib,terkumpul padanya
sifat-sifat mulia. Amru memimpin kaumnya sewaktu berumur 15 tahun, memimpin
tentara dengan banyak menang pada banyak perang.
Kebanyakan
peperangan yang menimpa menimpa kabilah taghlib adalah perselisihannya dengan
kabilah yang masih terbilang saudara dengan kabilah taghlib dengan kabilah
Bakr ibn Wail. Peperangan kedua kabilah
bersaudara ini sangat terkenal di kalalangan masyarakat jahiliyah dengan
sebutan perang Basus.
g.
Tharfah
Ibn ‘Abd
Ia adalah Amr ibn
Abdu al-Bakri pujangga jahiliyah yang paling pendek umurnya, paling dermawan
dan paling bagus paling bagus tentang pensifatannya pada unta. Lahir didaerah
Khalij Al-Araby(daerah teluk arab). Dari keluarga penyair , ayahnya penyair,
dan pamannya Mutalammis juga seorang penyair. Dari keluarga yang kaya, ayahnya
meninggal sewaktu dia masih kecil, kemudian diasuh oleh paman-pamannya.
Tharfah cenderung
hidup nganggur, bermalas-malasan dan bersenang-senang, mempelajari ketangkasan
dan membaca puisi bahkan suka sering mengejek harga diri orang lain, termasuk
mengejek kaum keluarga dirinya sendiri, juga mengejek Amr ibn Hindun raja
Hirah, padahal dia sering meminta kebaikan dan kedermawannya. Akhirnya terdengar
oleh Amru ibn Hindu, maka dengkilah hindun kepadanyasampai ketika ia datang
dengan pamannya untuk mengharap anugerahnya, Amr menampakkan kegembiraannya dan
kesenangan untuk memberiakn kepercayaan kepada mereka berdua,dan meminta
memberiakn hadiah kepada keduanya dan menulis surat kepada keduanya untuk
ditunjukan kepada pembantunya gubernur di Bahrain untuk dilaksanakan pemberian
hadiah kepadanya. Tatkala mereka ditengah perjalanan ragulah Mutalammis akan
surat tersebut, maka dia meminta kepada seorang anak untuk membacakannya (dan
pergilah Tharfah) . kiranya dalam surat tersebut ada perintah untuk membunuhnya
maka ia lemparkan suarat dan bermaksud menemui Tharfah tapi tidak bisa dan
larilah ia seorang diri ke raja Ghassan sedangkan Tharfah terus pergi ke
penguasa di Bahrain dan terbunuhlah ia disana sedang umurnya kira-kira umurnya
baru memasuki dua puluh tahunan.
h.
Al-Haris
ibn Hilza
Al-Haris ibn Hilza
Al-Yasykari bil Bakri, diriwayatkan bahwa Amru ibn Hindi raja HIrah ingin
menjadi mediator perdamaian anatara kabilah Bakr dan Taghlib setelah terjadi
perang Al-Basus. Kemudian raja mengambil jaminan Sandra dari kedua kabilah
tersebut. Pada suatu hari terjadi peristiwa raja memberi izin sandera dari
kabilah Taghlib untuk keperluan mereka, ketika rombongan dating suku Taghlib
menyangka mereka adalah kelompok Bakar yang akan mencari air kemudian di kepung
sampai mati kehausan. Sedangkan kabilah Bakar menyangka diberi minum kemudian
ditunjukkan jalan yang menyesatkan sampai meninggal.
Diriwayatkan bahwa
umur al Haris sangat panjang dan dalam riwayat al Haris membacakan puisi muallaqatnya
pada umur 135 tahun.
i.
Abid
al-Abros al-Asadi
Penyair ini
bernama Abid al-Baros al-Asadi yang sering mendatangi kerajaan hajr al-Kindi
bapak dari penyair Umrul Qais dan kerajaan Hirah. Diriwayatkan bahwa orang
dekat Hajr al-Kindi selalu melantunkan puisi yang diminta oleh Hajr al-Kindi.
Dia selalu membela pemuka kaumnya yang tidak mau membayar uang keamanan akan
tettapi raja tetap menawan mereka dan membunuh mereka dengan tongkat karena itu
penyair ini dikenal Abidul ‘Aso. Dia meninggal pada tahun 554 Masehi dibunuh
oleh raja Al-Mundir ibn maissyama’ pada hari sialnya.
j.
Khansa’
Khansa’ bernama
lengkap Tumadir bintu Amrin as-Syarib yang tinggal diwilayah utara Hijaz
setelah daerah Nejed. Diantara peristiwa kehidupan yang penting dalam sejarah
hidupnya adalah meninggalnya dua saudara laki-lakinya Muawiyah dan Shakhr.
Sehingga Khansa’ menghiasi harinya dengan puisi duka dan tangisan atas mereka
berdua sampai buta. Daiantara sebab kesedihannya atas kematian saudaranya yang
bernama Shakhr khusunya adalah karena dia menikah denagn seorang laki-laki yang
kaya raya dan mulia. Akan tetapi hartanya kemudian bangkrut, Khansa’ mendatangi
saudaranya Shakhr mengadukan musibah dan kesulitannya. Kemudian Shakhr membagi
dua hartanya dan memberikan separuh hartanya pada Khansa’.
` namun suaminya
kemudian suaminya kembali mengggunakan hartanya yang dia ambil dari saudaranya
dan menghabiskannya. Khansa’ kembali lagi pada Shakhr dan membagi lagi hartanya
menjadi dua akan tetapi hartanya tersebut habis lagi dan Shakhr tetap membagi
hartanya dan seterusnya. Ketika Shakhr meninggal Khansa’ merasakan kesedihan
yang luar biasa.
Khansa’ termasuk
penyair jahiliyah yng paling besar, kata-kata fasih,puisinya berupa
potongan-potongan susunannya rapid dan indah. Puisi-puisinya didominasi oleh
puisi dan prosa, puisi dukanya memiliki ciri arti yang jelas, ungkapan perasaan
yang jujur dan pujian yang berlebih-lebihan terhadap saudaranya.
:: Tapi tak selamanya semua yang tertulis benar, karena kita hanya manusia biasa dan hanya mengmbil dalam satu referensi, jika pembaca berkenan menambahi sangat berterima kasih. ::
3 komentar:
Terima Kasih Ukhti ats Infonya..
Mbak maaf bisa sertakan referensi
Mbak maaf bisa sertakan referensi
Posting Komentar