Rabu, 02 April 2014

Empat Sekawan di Penghujung Maret



       Hello.. Liburan Nyepi tanggal 31 Maret kemarin, teman-teman blogku tersayang menghabiskan dengan apa aja ni? Kalo boleh tahu? Okey, Jawabannya bisa ditulis dikolom komentar ya.. Hehehe
Then, I want to tell you about moment in Selecta. Dan.. inilah ceritanya.. 

       Yang pertama, tepat dihari senin, 31 Maret 2014 dipenghujung bulan Maret itu, aku bersama empat sekawan yang beranggotakan Evi sebagai kepala suku, Lintang sebagai cecunguk, Riski sebagai promotor, dan aku (Arina) sendiri sebagai pengikut. Berkeinginan untuk move on from room karena kebosanan dan kejenuhan selama tiga hari berturut-turut. Awalnya, rencana itu terplanning di hari Minggu sehari sebelum hari H, yak arena Evi mungkin telah mencapai titik kejenuhannya. Tapi akhirnya kondisi kurang mendukung. Karena alam Malang yang sering hujan disore hari, selain itu kurangnya personil dan kendaraan yang membuat planning itu tak terlaksana. Hingga akhirnya, aku dan Evi tepatnnya harus merelakan impian untuk menikmati indahnya dunia luar kamar dihari itu.
       Tanpa disadari akhirnya Evipun tertidur dengan pikiran masih dalan angan-angan untuk refreshing dihari Minggu. Sedangkan aku massih stay didepan laptop dengan mood yang kurang bersahabat. Namun setengan jam setelah itu tiba-tiba dering nada sms diHpku bersuara. Ternyata sebuah sms dari teman kelassku, mengundang untuk mengerjakan tugas kelompok. Hampir saja aku melupakan janji yang telah kita buat jauh-jauh hari. Mungkin tuhan mengingatkan janji itu dengan kurangnya salah satu personil. Ya, tanpa piker panjang akhirnya aku segera bersiap pergi keakampus untuk menemui mereka dan menyelesaikan tugas kelompok untuk presentasi dihari Selasa nanti.
       Keesokan hari, Senin 31 Maret 2014 disaat aku baru beranjak dari mimpi indahku. Tiba-tiba gemuruh suara Evi dan kedua temanku semangat membicarakan tentang Selecta. Dengan separuh kesadaran jiwa. Akhirnya aku menyetujui tawaran mereka untuk ikut dalam ekspedisi penghilangan stress itu. Tanpa pikir panjang, aku dan Lintang yang saat itu belum mandi meski matahari telah tersenyum girang pada dunia segera bergegas menuju kamar mandi. Beberapa menit berlalu akhirnya kita telah berubah menjadi seorang manusia-manusia cantik yang siap untuk pergi kekondangan. Ya, mungkin kita bisa dikatakan salah kostum atau berpakaian tidak pada tempatnya. Coz, yang seharusnya kita berbaju santai, cassual, dan pakaian liburan yang lainnya lah. Tapi ternyata kita tidak, dengan pakaian muslimah dan bawahan meksi kita memasuki taman bunga Selecta. Salah satu taman bunga yang ada di kota wisata Batu yang letaknya tidak terlalu jauh dengan kota Malang sebagai tempat tinggal kita. Kami berempat dengan dua motor mulai melajukan kesana. Tanpa bekal pengalaman bagaimana rute sampai ke Selecta, namun kita tetap terus melaju. Hingga tiba waktunya kita bertanya pada manusia pinggir jalan. Dengan sedikit penjelasan lelaki paruh baya tersebut akhirnya kita mengikutinya, dan tiba di tempat tujuan.
        Tepat di pintu gerbang utama Selecta, yang mana aku bersama Evi terlebih dulu sampai di lokasi, tapi dengan kesetia wakawan kita menunggu Riski dan Lintang yang sejak awal berada dibelakang kami. Wal hasil, setelah detik berlalu detik, dan menit pun berjalan hingga hampir tiga puluh menit,, tapi batang hidung mereka tak kunjung muncul didaratan bumi Selecta. Hingga akhirnya, aku mencoba menghubungi mereka berdua tapi tak satupun panggilanku terjawab oleh mereka. Dengan hati harap-harap cemas, dan lantunan doa yang selalu kupanjatkan untuk mereka berdua akhirnya mereka muncul dengan wajah tanpa dosa dan segera menuju loket pendaftaran. Sesegera mungkin kami mengeluarkan sisa-sisa lembaran uang yang ada dikantong dompet kami. Karena di internet kita temukan harga tiket masuk hanya 15 ribu rupiah akhirnya aku dan Evi menyodorkan 30 ribu rupiah pada Riski sie bendahara. Karena memang kami ke sana hanya untuk refreshing ala poor student maka tak satupun dari kami yang membawa kelebihan uang. Tapi ternyata kami salah harga tiket masuk saat itu 20 ribu ditambah biaya parker 5 ribu akhirnya, kami harus merelakan sedikit uang jajan kami sebagai administrasi tersebut.
      Sesampai di dalam kawasan Selecta dengan keindahan alam Batu yang begitu sejuk dikelilingi dengan pegunungan hijau dan hamparan persawahan yang masih terjaga keorisinilannya. Kami mulai sedikit membandingkan tempat itu dengan Eco Green Park salah satu tempat rekreasi yang bisa tergolong murah saat punya cukup uang. Kami mulai merasa tertipu dengan promotor internet dengan menampilkan gambar-gambar yang begitu apiknya. Kami juga mulai bosan dengan bunga-bunga yang tumbuh disekitar taman yang ternyata bisa kita jumpai di sekitar kawasan alon-alon Batu. Tapi salah satu diantara kami mulai dengan kata bijaknya “Kalau gak dicoba apa ya, kita tahu bagaimana dan dimana Selecta”. Akhirnya kami mulai menyadari moment ini, yang mungkin tidak dating dua kali. Ya, mungkin tempat itu kurang indah diabndingkan Eco Green Park dan Jatim Park 1 dan 2 tapi moment kebersamaan dan tak lupa dokumentasi sebagai tujuan utama tak akan kami dapatkan. Hingga kahirnya jarum jam menunjukkan pukul 11.00 WIB. Yang berarti kita mulai memasuki tengah hari, rasa panas dan lelah mulai terasa. Tempat duduk yang rindang adalah tujuan utama. Karena disekitar taman hanya berjajar sedikit took yang menjajakkan makanan. Hingga pada satu tempat kami menemukannya tepat di bukit sekitar taman yang lokasinya tak terlalu tinggi namun juga menakutkan untuk dinaiki. Dengan penuh kehati-hatian kami menaiki bukit itu untuk mendapatkan tempat duduk itu. Lama kita berteduh membandingkan keindahan selekta dan tempat rekreasi sekitar. Lagi-lagi kata bijak itu mengingatkan kita kembali. Sungguh moment yang sangat menggelitik hati, hingga gulat tawa keluar dari mulut empat sekawan. 
 Hasil sebelum Lelah
      Lama kami melepas lelah, akhirnya kami mulai berfikir untuk mengakhiri petualangan di taman Bungan Selecta. Kami mulai berjalan pulang menuju tempat lain yang masih dikawasan kota wisata Batu. Alon-Alon Batu dan Masjid An-Nur lah destiny kita selanjutnya. Selain untuk melaksanakan kewajiban sholat dhuru disana kita juga bisa mendinginkan jiwa yang telah memanas karena terik matahari siang yang begitu menyengat kepala dan jiwa. Tak ketinggalan moment photo-photopun tetap kita lakukan di rumah Allah yang suci itu. Karena keindahan Masjid An-Nur Batu begitu mempesona.
      Selepas kita sholat, dan bersbenah diri di Masjid Agung Kota Batu tersebut, kami segera mencari ganjalan perut. Setelah beberapa jam kita menahan rasa lapar itu. Ciloklah sasaran empuk yang paling bersahabat dengan kantong kita. Setelah mendapatkan cilok yang kita impikan tadi. Mulailah searching tempat duduk yang teduh hany untuk menghabiskan pentol kecil yang ada disepanjang jalan khas malang tersebut. Hingga akhirnnya kami menemukan satu tempat teduh meski tanpa ada kursi yang memadai. Selepas menghabiskan cilok-cilok itu, akhirnya kami mulai melanjutkan petualangan. Riski salah satu manusia yang menginginkan menaiki Biang lala yang ada di dalam alon-alon Batu itu meminta pada kami untuk ikut naik, tapi sayang Si Evi tak menginginkannya dengan alasan merasa pusing saat menaikinya. Hingga akhirnya harapan pupus yang kita dapatkan, tanpa berlama-lama kita akhirnya duduk disamping air mancur yang bertengger di depan pintu masuk Alon-alon itu. Again, akhirnya kita mulai pasang pose narsis kita, then sesi pemotretan selfie mulai…. Ckrekkk Ckrekkk and ini hasilnya…
 Selfie Pertama
 Selfie kedua
      Hingga kumandang adzan ashar pun mulai menyeru, dan kamipun segera pulang ke Malang karena terlalu payah kita berkeliling kota Batu sejak pagi tadi,, selesai seperti itulah liburan Nyepiku kemarin. Meski merasa  sedikit kecewa namun tetap berkesan dihati, Thanks for my best friend yang selalu membuat hati ini bahagia dan gembira. Moment Empat sekawan dipenghujung Bulan Maret 2014 tak akan telupakan deh pokoknya. :)  

Tidak ada komentar: