Aku tak pernah
tahu alasan apa yang kau berikan saat aku bertanya-tanya kenapa aku harus
memilih bahasa arab. Namun saat ini aku tahu dengan sendirinya kenapa disini
aku harus melabuhkan pencarian ilmuku. Karena dengan disinilah aku menemukan
bagaimana indahnya islam dapat tersebar luas, bagaimana kejayaan islam yang
sekarang lenyap tertelan kemodernan zaman. Mungkin sebagian oranng menafikan
jikalau islam pernah Berjaya. Jikalau islam pernah menguasai jagat raya isni.
Namun tidak untuk bagi kami yang tahu dan belajar akan sejarah.
Aku sadar
bagaimana engkau memilihkan ku pada tempat tujuan yang terbaik. Karena kau
mungkin telah berfikir sebegitu kerasnya dari semua deretan jurusan yang ada di
perguruan tinggi negeri yang ternama. Lalu kau pilih sastra arab yang kan
membawaku akan dunia baru. Dunia yang tak banyak dilirik manusia karena
maraknya islamophobia. Dengan gembor-gemboran para mediator-mediator barat.
Namun disini aku tahu fakta yang sesungguhnya. Fakta yang selalu tertutupi
meski mereka tahu kebenaran dari semua itu.
Disana aku
belajar memahami bagaimana budaya orang arab dengan letak geografi yang begitu
gersang, tandus, dan penuh dengan padang pasir. Namun karena itulah islam dapat
tersebar luas hingga kedaratan Eropa. Bagaimana para khalifah-khalifah jatuh
bangun mempertahankan, memperluas wilayah keislaman. Meski aku tak pernah tahu
apakah mereka benar-benar atas dasar jihad fi sabilillah atau hanya ego
masing-masing khalifah. Aku tahu bagaimana alur sebuah masjid berubah menjadi gereja
yang bertepatan di mozquite Cordoba serta sebaliknya gereja menjelma sebagai
masjid nan damai. Disana aku juga belajar bagaimana perjalanan islam tersebar
secara damai, tanpa kekerasan tanpa pertikaian di bumi Indonesia ini. Meski
hanya kisah islam di Indonesia jauh lebih tenang dibandingkan kisah islam di
belahan bumi bagian timur tengah dan sekitarnya. Namun aku bangga menjadi warga
Indonesia yang beragama islam.
Dan hari ini
pula ingin kuhaturkan lantunan maaf yang sangat mendalam untukmu my hero. Karena
kebodohanku karena kebutaanku, akan analisi yang begitu dalam. Maafkan aku
karena telah meragukanmu. Maafkan aku yang selalu tak menurutimu. Maafkan aku
yang selalu dan selalu membuatmu letih. Maafkan aku yang selalu membuatmu
sakit. Maafkan aku yang tak pernah bisa membalas rasaa kasih sayangmu. Meski
kau telah mengajarkanku bagaimana menjadi manusia yang benar-benar bisa
memanusiakan manusia. Maafkan aku yang tak pernah melinangkan air mata untuk
kerja kerasmu. Maafkan aku yang hanya bisa meghabiskan hasil keringatmu.
Maafkan aku yang tak pernah menyisihkan waktu hany auntuk mendoakanmu. Aku tahu
senja semakin menenggelamkan diri tapi aku ingin memperbaiki diriku. Izinkan
aku memperbaiki anakmu yang tak pernah berbakti ini. Izinkan aku membatmu lekukan
bibir indah dengan tingkahku. Aku berjanji akan bersungguh-sungguh dalam setiap
langkah hidupku. Thank’s for all of my daddy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar